MY memories n friends

model konsep virgina henderson

Jumat, 03 Juli 2009

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL VIRGINIA HANDERSON
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY M DENGAN
MENINGOENSEFALITIS DI RSD dr SOBANDI

Oleh
ELVAN EFFENDI
07 1101 095


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2009

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perawat merupakan kebutuhan pokok manusia sebagaimana halnya dengan semua usaha untuk memajukan kesejahteraan. Uraian tentang keperawatan yang baik yang harus dilakukan oleh seorang perawat dengan sendirinya harus dimulai dengan uraian tentang definisi perawat itu sendiri.
Dalam mendiagnosa penyakit meningitis harus benar-benar mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdisposisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkora
Meningitis dibagi menjadi 3 stadium yaitu non spesifik Stadium rangsang meningeal Stadium lanjut. Pada kasus Ny M terjadi pada stadium 2 yaitu Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit klien terjadi Nyeri kepala bertambah, Vomiting, Irritabel, Kebingungan bertambah, kelumpuhan syaraf otak, Hidrosefalus, Penurunan kesadaran (stupor), Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI, Papil edema yang ringan. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata klien, Terjadi vaskulitis dan gangguan fokal, Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot serta kemungkinan Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis. Takikardia.

Maka dengan adanya beberapa gejala yang timbul pada stadium 2 ini ny M masih belum bisa beraktifitas dengan sendiri, masih memerlukan bantuan, dan memerlukan waktu yang cukup lama, maka peran perawat di rumah sakit sangat diperlukan bagi klien yang melibatkan juga keluarga, dengan tujuan pada saat dirumah keluarga bisa melakukan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar.

Maka penulis tertarik untuk mengambil kasus Ny. M tersebut, karena Ny M dengan melihat gejala klinis yang sangat mendukung sekali, yang memerlukan pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasa , dengan cara membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan pendekatan model konsep Virgina Handerson untuk memberikan asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia pada Ny M dengan diagnosa Meningoensefalitis.

2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mempelajari aplikasi Model Konsep Keperawatan Virgina Henderson pada kasus klien Ny M dengan Meningoensefalitis dalam bentuk Asuhan Keperawatan di Ruang Bedah Syaraf di RSD dr Soebandi.


b. Tujuan Khusus
1) Menguraikan alasan ketertarikan dalam pengmbilan kasus meningoensefalitis pada klien Ny M.
2) Melakukan penerapan model konsep keperawatan Virgina Henderson pada kasus Meningoensefalitis pada klien Ny M.
3) Melakukan pengelolaan pada kasus Meningoensefalitis pada klien dengan menggunakan pendekatan model konsep keperawatan tersebut.
4) Melakukan pembahasan terhadap kasus yang telah dikelola.
5) Menarik kesimpulan dari proses penerapan model konsep tersebut pada kasus Meningoensefalitis.


B Konsep Dasar Model Konsep Virginia Henderson
Pengertian
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.

1. Manusia klien
Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic nursing care). Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilaikinya diantaranya (konsep dasar keperawatan, Azis alimul H)
Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:
a. Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kekmampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
b. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.
c. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
d. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar.
e. Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, dan juga mengajarkan bagaimana cara mengontrol emosi yang baik.
f. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
g. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
h. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.
i. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat.
Perawat menjadi penterjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
k. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
l. Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.
n. Kebutuhan belajar.
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan

JIKA INGIN DOWNLOAD LEBIH LENGKAPNYA FILENYA....HUB/KIRIM KE ALAMAT EMAIL (elvaneffendi@yahoo.co.id)


Kasih Komentar Dong

0 komentar: